Friday, December 4, 2009

Telecommunication : Mobile Network Chronicle


Telekomunikasi seluler merupakan hal yang sangat booming di era ICT ini. Mempunyai sebuah telepon seluler dalam genggaman setiap orang adalah kebutuhan. Pada awalnya teknologi seluler digunakan agar setiap orang dapat berkomunikasi secara mobile. Setelah perkembangan teknologi jaringan telekomunikasi seluler dapat digunakan sebagai media untuk menyajikan internet di setiap genggaman orang. Bahkan vendor-vendor handset telekomunikasi juga berlomba-lomba saling melengkapi fitur-fitur di handset mereka dengan kamera, pemutar musik, pemutar video, pengolah kata, games bahkan televisi mungil. Sehingga menyebabkan handset telekomunikasi tidak hanya sekedar untuk alat berkomunikasi tetapi juga gaya hidup.

Ada tiga macam pengelompokan unit bisnis yang kemungkinan dapat mendulang emas dalam telekomunikasi seluler yaitu bisnis penyedia perangkat telekomunikasi dan pemeliharaan, bisnis operator dan bisnis konten.

Untuk penyediaan perangkat telekomunikasi jelas sudah dikuasai oleh bangsa Eropa dan juga Cina. Para vendor vendor telekomunikasi terkemuka antara lain Nokia Siemens Networks, Alcatel-Lucent, Ericsson, Huawaei telah melakukan pagelaran produk perangkat infrastruktur telekomunikasinya keseluruh dunia. Mereka aktif melakukan riset untuk mengembangkan telekomunikasi yang dapat mendukung akses internet berkecepatan tinggi atau jaringan pita lebar.

Teknologi telekomunikasi seluler dimulai dari teknologi AMPS (Advanced Mobile Phone Service) yang dibangun di negara Amerika Serikat pada tahun 1983. Teknologi AMPS dikenal sebagai Teknologi Generasi Pertama (First Generation/1G) karena hanya mampu melakukan komunikasi suara saja. AMPS menggunakan teknologi FDMA (Frequency Division Multiple Access) dimana setiap user harus memiliki alokasi frekuensi sendiri. Saat kapasitas pengguna telekomunikasi mobile bertambah sedangkan alokasi frekuensi terbatas AMPS sudah dianggap tidak cocok lagi dan juga tingkat keamanan AMPS kurang terjamin yang memngkinkan penyadapan oleh orang lain apabila kita mengetahui nomer kode serial seorang pengguna.

Ketidakmampuan teknologi AMPS dijawab dengan kemunculan teknologi telekomunikasi mobile generasi kedua atau Second Generation (2G). Ada dua macam teknologi pada generasi kedua ini yaitu CDMA (Code Division Multiple Access) dan GSM (Global System for Mobile Communication). Keduanya dikenal digunakan oleh pengguna telepon selular di Indonesia sampai saat ini. GSM pertam kali muncul pada tahun 1991 di Finlandia dan pada tahun 2005 lebih dari 1 milyar pengguna telepon selular diseluruh dunia. GSM menggunakan teknologi TDMA (Time Division Multiple Access) dimana beberapa pengguna dapat menggunakan alokasi frekuensi yang sama tetapi dengan alokasi waktu yang berbeda. Beberapa servis yang didukung didalam GSM adalah SMS, call waiting, voice mail dan lain-lain. Sistem sekuritas GSM dibilang juga cukup baik karena sinyal yang dikirimkan dalam bentuk digital sehingga sulit untuk dilakukan penyadapan.

Kemunculan teknologi GSM dengan kemampuan SMS menjadikannya revolusi baru dalam berkomunikasi. Pesan-pesan singkat dalam bentuk teks menjadi trend dalam berkomunikasi karena harganya yang murah tetapi tetap menyampaikan informasi yang cukup. Karena kemudahan berkomunikasi secara mobile menyebabkan telepon selular wajib dimiliki oleh setiap individu tetapi hal ini juga menuntut jaringan GSM juga menyediakan internet dalam gengaman.

Munculah teknologi GPRS (General Packet Radio Service) yang berfungsi melewatkan paket data internet melalui jaringan GSM. Kemunculan teknologi GPRS ini dikategorikan sebagai teknologi generasi dua setengah (2.5 G). Karena pada awalnya jaringan GSM tidak direncanakan untuk dapat melewatkan informasi internet sehingga maksimum kecepatan data secara teori yang dapat dilewatkan melalui jaringan GSM hanya 171.2 kbps. Lalu munculah EDGE (Enhanced Data Rate for GSM Evolution) yang memperkenalkan penyandian 8-PSK (Phase Sift Keying), penyandian yang memungkinkan pengiriman bit-bit informasi lebih cepat dibandingkan penyandian sebelumnya yang dipakai oleh GSM yaitu GMSK (Gaussian Minimum Shift Keying). Kecepatan data secara teori yang dapat didukung oleh EDGE adalah 500 kbps. Tentu bukan kecepatan yang diinginkan oleh seorang pengguna internet mobile yang berkeinginan untuk dapat mengunduh video atau musik secara mobile.

Kemunculan generasi ketiga (3G) sudah mendukung bagi pengguna telepon selular untuk berinternet dengan kecepatan tinggi secara mobile. Ada dua teknologi yang dapat dikategorikan teknologi 3G yang dikenal di pasaran Indonesia yaitu CDMA2000 dan UMTS (Universal Mobile Telecommuncations Systems). UMTS dikembangkan oleh NTT DoCoMo Jepang. UMTS menggunakan pita lebar sebesar 5MHz sehingga memungkinkan kecepatan data nya mencapai 2-4 Mbps.

Dan setelah 3G, internet selalu dimudahkan untuk dijejalkan ke dalam telepon selular, Jalan yang disediakan semakin lebar sehingga kecepatan data untuk diunduh ke melalui jaringan telepon selular semakin cepat. Saat ini operator pun mulai melirik ke penjualan data secara paket dengan kemunculan paket-paket data. Dan semakin banyak pengguna professional yang menggunakan jaringan selular untuk terkoneksi dengan internet melalui laptopnya karena kemudahan untuk bisa terkoneksi diamana saja di mall, di taman dan juga didukung jaringan 3G dari operator yang semakin luas. Berlomba-lomba dalam penerapan teknologi terkini dilakukan operator untuk meyakinkan kepada pelanggan bahwa mereka terdepan dalam teknologi.

Setelah berhasil dengan implementasi 3G saat ini operator dan vendor perangkat telekomunikasi pun berlomba-lomba untuk mengimplementasikan teknologi generasi tiga setengah (3.5G) yang dikenal dengan sebutan HSDPA (High Speed Downlink Packet Access). HSDPA memungkinkan kecepatan data sampai 8-10 Mbps. Meskipun kecepatan data real untuk HSDPA tidak sebesar yang diteorikan karena menyangkut aspek-aspek kemampuan jaringan dan juga implementasi HSDPA masih terbatas pada kota-kota besar di Indonesia tetapi hal ini merupakan awal untuk akses internet kecepatan tinggi secara mobile di Indonesia.

Wimax (Worldwide Interoperability for Microwave Access) yang diyakini sebagai teknologi generasi keempat. Dan untuk pengembangannya diyakini Indonesia tidak mau ketinggalan. Berikut kutipan dari www.detikinet.com mengenai rencana strategis pemerintah untuk mengembangkan perangkat Wimax lokal.

detikinet - Untuk Apa Saja Dana Wimax Lokal Rp 18 M?
Jakarta - Direktur Standardisasi Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi Azhar Hasyim mengatakan sejak tahun 2007 pemerintah telah mengalokasikan Rp 16 miliar untuk pengembangan industri manufaktur dalam negeri. Dana yang terserap adalah Rp 14 miliar sedangkan Rp 2 miliar untuk pembelian perangkat alat ukur Wimax.Demikian dikemukakannya seusai serah terima alat ukur telekomunikasi Wimax di Gedung Postel, Jakarta, Selasa (29/1/2008). Dana yang Rp 18 miliar untuk 2008, ujar Azhar, memiliki dua alokasi umum. Pertama, sebanyak Rp 8 miliar akan digunakan untuk membeli perangkat alat ukur, chipset, antena, serta untuk membayar lisensi piranti lunak desain. Sedangkan Rp 10 miliar akan digunakan untuk operasional dan biaya pengembangan. Pengembang Wimax lokal ini mencakup unsur pemerintah, akademisi dan juga swasta. Di antaranya adalah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada Yogyakarta (UGM), Universitas Hasanudin Makassar (Unhas), Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), Kementerian Riset dan Teknologi, PT INTI, PT Quasar dan PT Harif. Azhar mengatakan setiap komponen perangkat Wimax lokal yang berbasis 2,3 GHz ini memiliki koordinator. Untuk pengembangan chipset oleh ITB, pengembangan terminal akhir oleh Ristek melalui BPPT, radio frekuensi baseband oleh LIPI, antena oleh UI, dan sistem operasinya oleh ITB. Dari setiap kelompok tersebut, lanjut Azhar, ada empat puluhpeneliti. Alat ukur telekomunikasi yang akan dibeli adalah dari negara yang paling kompetitif dari segi harga. Beberapa pilihannya adalah Singapura, Taiwan atau Jepang.
Sumber : detikinet.com tanggal 29 januari 2008

Saturday, November 28, 2009

ROKOK DAPAT MERUSAK LAPTOP


Kerusakan perangkat elektronik yang terkontaminasi zat atau asap berbahaya sebagai kerusakan akibat pencemaran bio-hazard , hal ini terjadi juga pada Latop yang dipergunakan oleh para PEROKOK.. Dan tentu saja konsumen dimanapun tidak akan mendapatkan garansi atas kasus kerusakan perangkat akibat bio-hazard tsb.

Menurut ahli di Applecare, asap rokok dapat merusak perangkat laptop karena kandungan tar pada rokok menempel dan menebal hingga menutupi laptop. Perangkat elektronik bersifat panas dan secara alami akan menarik debu dan kotoran yang ada di sekitarnya. Sementara itu, asap rokok merupakan jenis asap yang paling buruk dan sangat membahayakan karena sifatnya yang basah. Asap rokok yang menempel dan menutupi perangkat elektronik akan membawa kelembaban pada perangkat yang sedang mengalami panas.
Untuk mencegah hal tersebut , sebaiknya gunakan air compress, kain katun dan alkohol 70 atau 90 persen saat membersihkan perangkat komputer.

Seperti dikutip dari Pocket-Lint , Apple mengeluarkan pernyataan bahwa rokok selain merusak kesehatan tetapi juga buruk untuk perangkat komputer. Sebuah blog bernama Comsumerist yang mendata perilaku dan keluhan konsumen di AS melaporkan bahwa Apple telah menolak memperbaiki dua unit laptop dikarenakan perangkat tersebut terkontaminasi oleh asap rokok.

“Dua konsumen yang berasal dari dua negara berbeda itu mengklaim garansi Applecare mereka hangus karena perangkat mereka rusak akibat asap rokok,” kata juru bicara Comsumerist.

Heee… mengapa harus sambil merokok..?? sudah tahu kan merokok itu merusak badan dan mengganggu orang di sekitar.. , mengapa sih aku harus merokok..???


sumber:http://embun777.wordpress.com

Pemanfaatan Radio Komunikasi Dua Arah (A Two-Way Communication Radio) untuk Pembelajaran di SMP Terbuka

Oleh: Sudirman Siahaan

Terjadinya revolusi teknologi telekomunikasi telah memberikan dampak terhadap berbagai aspek kehidupan manusia, tidak terkecuali aspek pendidikan. Sebagai salah satu contoh dari teknologi komunikasi adalah radio. Berdasarkan rujukan yang ada dapatlah dikemukakan bahwa penggunaan siaran radio telah dimulai pada tahun 1916 yaitu untuk menyajikan materi pembelajaran pada pendidikan korespondensi (delivery system). Contoh lainnya lagi adalah penggunaan siaran radio pada pertengahan tahun 1920-an di lingkungan Departemen Pendidikan Inggris dengan tujuan membantu guru-guru kelas di Sekolah Dasar menyelenggarakan kegiatan pembelajaran (radio-based instruction).

Negara lain yang mengikuti langkah pemerintah Inggris dalam penggunaan siaran radio untuk kepentingan pendidikan/pembelajaran adalah Cina yaitu pada tahun 1929. Menyusul tahap berikutnya, yaitu pada tahun 1930, Amerika Serikat dan Kanada telah memanfaatkan siaran radio untuk menunjang kegiatan pembelajaran di sekolah. Serempak dengan Amerika Serikat dan Kanada, maka Australia juga menggunakan siaran radio untuk membantu membelajarkan para peserta didiknya yang tidak memungkinkan secara teratur datang belajar di sekolah konvensional karena jarak yang jauh dengan populasi yang terpencar-pencar (“School of Air”).

Keberhasilan berbagai negara seperti tersebut di atas di bidang pemanfaatan siaran radio untuk kepentingan pendidikan/pembelajaran (salah satu manifestasinya adalah dalam bentuk peningkatan prestasi belajar peserta didik) telah mendorong berbagai negara lainnya untuk memanfaatkan siaran radio bagi kepentingan pendidikan/pembelajaran.

Beberapa di antara negara yang telah termotivasi dan kemudian memanfaatkan siaran radio untuk kepentingan pendidikan/pembelajaran para peserta didiknya adalah: (1) Nigeria yang menggunakan siaran radio bagi kepentingan pendidikannya sejak tahun 1953, (2) Lao PDR yang telah menggunakan siaran radio untuk membantu masyarakat luas meningkatkan penghasilannya dan menekan pengeluarannya (pendidikan masyarakat), dan (3) Indonesia yang telah memanfaatkan siaran radio untuk kepentingan pendidikan pada tahun 1950-an dengan tujuan untuk membelajarkan para tentara pelajar yang terpaksa dalam kurun waktu tertentu tidak dapat belajar karena harus berjuang mempertahankan kedaulatan negara Republik Indonesia.

Perkembangan lebih lanjut di bidang pemanfatan siaran radio di Indonesia adalah pada tahun 1976 di mana siaran radio digunakan untuk menatar para guru Sekolah Dasar (SD). Program siaran radio inilah yang kemudian dikenal sebagai “Pendidikan dan Pelatihan Siaran Radio Pendidikan untuk Guru Sekolah Dasar” atau Diklat SRP Guru SD. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kemampuan profesional para guru SD. Penggunaan siaran radio untuk kepentingan pendidikan/pembelajaran terus mengalami perkembangan/kemajuan.

Mendengarkan istilah siaran radio, maka yang segera terlintas dalam pikiran adalah suatu proses komunikasi yang sepenuhnya hanya mengandalkan unsur suara (audio), berlangsung satu arah, tidak dapat dikendalikan oleh pemirsa, tidak dapat disesuaikan dengan ketersediaan waktu pemirsa, dan tentu saja dipengaruhi oleh kualitas penerimaan program siaran. Sekalipun hanya mengandalkan suara (audio), namun mengingat potensi besar yang dimiliki radio dan mempertimbangkan berbagai aspek penting lainnya, maka Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom)-Departemen Pendidikan Nasional melakukan perintisan pemanfaatan pemanfaatan radio komunikasi 2 arah untuk kepentingan pembelajaran di Sekolah Menengah Tingkat Pertama Terbuka (SMP Terbuka).

Kalau dalam uraian sebelumnya telah dikemukakan bahwa siaran radio hanya berlangsung satu arah, radio komunikasi 2 arah berlangsung timbal balik, yaitu dari sumber informasi atau komunikator (sender) kepada penerima informasi atau komunikan (receivers). Selain itu, penggunaan radio komunikasi 2 arah tidak hanya berlangsung dari seorang kepada seorang lainnya (one-to-one) tetapi dapat juga berlangsung dari seorang kepada banyak orang (one-to-many) atau sebaliknya.

Selanjutnya, model pendidikan SMP Terbuka, perintisannya dilakukan pada tahun 1979, tidak berbeda dengan SMP reguler yang ada kecuali pada sistem pembelajaran yang diterapkan. Kurikulum, sistem penilaian, dan berbagai ketentuan lainnya yang berlaku di SMP reguler diberlakukan juga pada SMP Terbuka. Pada tahap perintisan, SMP Terbuka hanya diselenggarakan di 5 propinsi, yaitu di (1) Mataram untuk wilayah Nusa Tenggara Barat, (2) Kalianda untuk Lampung, (3) Plumbon untuk Jawa Barat, (4) Adiwerna untuk Jawa Tengah, dan (5) Kalisat untuk Jawa Timur.

Di SMP Terbuka, sebagian besar waktu belajar yang digunakan peserta didik adalah belajar mandiri, baik secara individual maupun dalam bentuk kelompok-kelompok. Kegiatan belajar mandiri pada dasarnya dapat saja dilaksanakan di mana saja dan kapan saja. Namun demikian, kecenderungan yang terjadi di banyak lokasi adalah bahwa para peserta didik dan tutor/fasilitator sepakat menggunakan gedung SD yang pada umumnya tidak digunakan pada sore hari sebagai Tempat Kegiatan Belajar (TKB). Setiap SMP Terbuka mempunyai 3-5 TKB. Itulah sebabnya, kegiatan belajar mandiri dilaksanakan pada sore hari, yaitu dari pukul 14.00 sd. 18.00 waktu setempat di saat gedung SD tidak digunakan. Bahan-bahan belajar untuk peserta didik SMP Terbuka dirancang secara khusus dan professional dalam bentuk cetakan (modul) sehingga memungkinkan peserta didik untuk mempelajarinya secara mandiri.

Setelah belajar mandiri selama 5 atau 6 hari setiap minggu, para peserta didik SMP Terbuka mendapatkan kesempatan untuk mengikuti kegiatan belajar tutorial secara tatap muka yang disampaikan oleh para guru mata pelajaran yang terdapat di SMP Negeri (yang ditunjuk untuk berfungsi sebagai sekolah induk SMP Terbuka). Kegiatan tutorial tatap muka dilaksanakan sekali atau dua kali seminggu. Mekanisme penyelenggarannya dapat saja para peserta didik yang datang ke sekolah induk atau sebaliknya, para guru mata pelajaran yang justru mendatangi peserta didik di suatu tempat tertentu (gedung SD, Pondok Pesantren, atau Balai Desa).

Setelah SMP Terbuka dijadikan sebagai salah satu model pendidikan Wajib Belajar 9 Tahun (Wajar 9 Tahun), maka dewasa ini, SMP Terbuka dapat dijumpai di semua propinsi atau setidak-tidaknya hampir di semua propinsi. Di berbagai daerah yang kondisi geografisnya sulit, peserta didik mengalami kendala/hambatan untuk mengikuti kegiatan tutorial tatap muka yang diselenggarakan di sekolah induk. Menghadapi kondisi geografis yang sulit ini, para guru juga terkendala untuk dapat menyelenggarakan kegiatan belajar tutorial secara tatap muka setiap minggunya. Para guru mata pelajaran merasa cukup puas apabila dapat menyelenggarakan tutorial tatap muka setiap semester.

Berkaitan dengan kondisi geografis yang sulit sehingga kegiatan belajar tutorial tatap muka terkendala, maka Pustekkom memperkenalkan penggunaan radio komunikasi 2 arah sebagai alternatif pemecahannya. Dengan melengkapi sekolah induk dan masing-masing TKB dengan perangkat radio komunikasi 2 arah, maka kegiatan pembelajaran dengan guru mata pelajaran dapat dilaksanakan setiap hari. Peserta didik mempunyai waktu setiap hari bertemu dengan guru mata pelajaran sekalipun hanya melalui radio untuk mediskusikan berbagai kesulitan yang dihadapi selama belajar mandiri. Aspek teknis pemanfaatan radio komunikasi 2 arah ini tidak diuraikan di dalam tulisan ini.
Jadwal penggunaan radio komunikasi 2 arah disusun oleh para guru mata pelajaran setiap semester atau setiap awal tahun ajaran. Jadwal yang telah disusun (mencakup hari dan waktu, nama mata pelajaran dan nara sumber) dikomunikasikan kepada semua tutor/maka fasilitator untuk dijadikan sebagai pedoman. Pada hari H dan pukul P, semua perangkat radio komunikasi 2 arah, baik yang terdapat di sekolah induk yang akan digunakan oleh guru mata pelajaran maupun yang terdapat di TKB yang akan digunakan oleh para peserta didik di bawah supervisi tutor/fasilitator, telah distel sehingga benar-benar dalam kondisi siap dioperasikan.

Dari berbagai laporan atau dokumen yang ada dapatlah dikemukakan bahwa apa yang sebelumnya menjadi kendala (penyelenggaraan tutorial tatap muka), ternyata dengan pemanfaatan perangkat radio komunikasi 2 arah, maka permasalahan atau kendala yang terjadi dapat dipecahkan.

Selain masalah yang dihadapi dapat diselesaikan, nilai tambah yang dirasakan oleh peserta didik melalui pemanfaatan radio komunikasi 2 arah adalah perasaan senang belajar karena suasana belajarnya menjadi sangat rileks, peserta didik tidak dibayang-bayangi perasaan malu atau takut kalau pertanyaan yang diajukannya tidak berbobot atau jawaban yang diberikannya terhadap pertanyaan guru tidak benar. Peserta didik sekaligus juga belajar untuk berani berbicara kepada gurunya melalui mikrofon terlepas dari benar atau salah yang disampaikannya. Di samping itu, peserta didik juga dapat mendengarkan suara teman-temannya berbicara, baik dengan guru maupun dengan sesama teman yang berada di TKB lain tanpa disertai perasaan malu karena tidak berada dalam ruangan yang sama.

Setelah diberlakukannya otonomi daerah di mana pengelolaan sekolah beralih menjadi wewenang Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, maka perangkat radio komunikasi 2 arah yang terdapat di sekolah dan dioperasionalkan bagi kepentingan pembelajaran, sepenuhnya tergantung pada ada-tidaknya kepedulian atau atensi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota untuk terus memfungsikannya. Tentunya tidak terbatas hanya untuk mengelola apa yang sudah ada di sekolah tetapi peran Dinas Pendidikan Kabupate/Kota hendaknya lebih jauh lagi yaitu mengembangkannya ke berbagai sekolah lain yang terkendala dengan kondisi geografis yang sulit.


sumber:http://www.e-dukasi.net/artikel/index.php?id=90

Monday, November 9, 2009

INTERNET GRATIS DENGAN WAJAN

Antena wajan bolic adalah suatu antena penguat sinyal wifi yg terbuat dari wajan penggorengan,syarat penggunaan wajan tersebut yaitu harus dekat dengan pusat sinyal hotspot adapun jarak untuk mendapatkan sinyal hotspot yaitu 1 km dari pusat hotspot itupun jika tanpa halangan gedung jika anda ingin koneksinya cepat gunakan wajan dan usb wireless dan jarak dengan pusat minimal 500 m.
Untuk membuat antena tersebut di perlukan.
A.) Langkah awal adalah mempersiapkan bahan.
1 buah Wajan penggorengan diameter 36* cm
1 batang Pipa paralon diameter 1” panjang +/- 50* cm
2 buah Tutup pipa paralon paralon diameter 1”
1 buahKlem Antenna
1 buahBesi siku untuk rangka Klem Antenna
2 buahBaut + Sekrup diameter 1 cm
1 buahKaleng Susu bekas + Tutup Plastik
1 buahUSB Wireless D-Link DWL-G120 + USB Cable
1 buahUTP Cable CAT 5E panjang maximum 20 M

B.) Mempersiapkan peralatan tukang.

C.) Melakukan perhitungan berdasarkan teori sebagai berikut:
Untuk mencari jarak Fokus untuk Feeder

f = D^2 / (16*d) contoh hasil dpt dilihat di http://my.opera.com/m4m4n/albums/show.dml?id=158489

sumber: http://my.opera.com/m4m4n/blog/membuat-antenna-wireless-dari-wajan-boli maman sulaeman